9 Agustus 2022 Pemerintah Indonesia mengidentifikasi transisi yang adil dan terjangkau ke energi bersih sebagai prioritas nasional dan berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% tanpa syarat, dan 41% secara bersyarat (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030 dibandingkan dengan skenario business-as-usual di bawah Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC).
Asia Development Bank (ADB) mendukung pemerintah dalam transisi ini melalui Mekanisme Transisi Energi (ETM). ETM menggabungkan dana pasar lunak dan harga bersaing sebagai paket pembiayaan berbiaya rendah yang dapat mendorong pensiun dini atau penggunaan kembali CFPP dan meningkatkan teknologi energi bersih pengganti. Ini dirancang sebagai mekanisme berbasis pasar, skalabel, dan dapat ditiru yang dapat membantu mempercepat transisi energi bersih dengan cara yang adil dan terjangkau..
Indonesia saat ini sedang menyusun Rencana Investasi (IP) untuk diajukan di bawah program Percepatan Transisi Batubara (ACT) dari Dana Investasi Iklim (CIF), yang akan jatuh tempo pada Mei 2023. Di bawah program ACT, IP akan fokus pada transisi dari batu bara ke proyek energi bersih terbarukan, yang mencakup pensiun dini dan penggunaan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU). IP juga akan menggabungkan Transisi Adil yang memastikan baik planet maupun manusia terlindungi dalam peralihan ke ekonomi rendah karbon dan tahan iklim