Konsumsi batu bara Indonesia memang terlihat tidak secara konstan mengalami kenaikan selama dua dekade ini, Tahun 2013 menunjukkan penurunan lalu naik kembali pada tahun berikutnya hinga 2019. Namun trend sejak tahun 2006 terlihat kenaikan yang signifikan.
Konsumsi batu bara Indonesia tersedot hampir keseluruhan ke sektor industri pembangkit listrik, sejak tahun 2015 hingga 2017 pembangkit listrik selalu membakar batu bara dalam negeri diatas 80%.
Batu bara menjadi kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling sedikit 27 persen dari total output energi dunia dan lebih dari 39 persen dari seluruh listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batu bara (PLTU). Kebijakan pemerintah yang memberikan kemudahan dalam persyaratan-persyaratan infrastruktur dan subsidi, mengakibatkan pembiayaan PLTU dianggap menjadi lebih murah dibandingkan dengan sumberdaya energi lainnya.
Kebijakan Pemerintah Indonesia di sektor energi kelistrikan benar-benar mempengaruhi industri pertambangan batubara nasional. Untuk memperoleh suplai dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Indonesia meminta para produsen batu bara untuk mencadangkan jumlah produksi tertentu untuk konsumsi dalam negeri (domestic market obligation).